RSUD Anugerah Tomohon. (foto: donny/publikreport.com)
RSUD Anugerah Tomohon. (foto: donny/publikreport.com)
“Kalau belum siap, harusnya Pemerintah Tomohon tidak buru-buru mengoperasikan rumah sakit ini. Dengan 8 pasien seperti ini, apa yang akan dikerjakan oleh ratusan PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan tenaga honor disini”
Johny Poluan, warga Kelurahan Talete 1, Kecamatan Tomohon Tengah.
Setahun terakhir ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anugerah Tomohon beroperasi. Sayangnya rumah sakit milik Pemerintah Kota Tomohon ini masih sepi pasien dan minim alat kesehatan (Alkes). Memang rumah sakit yang berada di perkebunan Kelurahan Tumatangtang, Kecamatan Tomohon Selatan ini dibangun Pemerintah Kota Tomohon dilokasi yang cukup jauh dari permukiman penduduk. Namun bukan karena jauh dari permukiman sehingga RSUD Type D ini kurang diminati keluarga pasien, tapi karena rumah sakit ini tidak menerima pasien pemegang kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), karena belum terakreditasi serta masih minimnya fasilitas Alkes.
“Selain belum terakreditasi, peralatan di rumah sakit ini masih sangat terbatas. Untuk Alkes (Alat Kesehatan), butuh Rp60 miliar. Tapi APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kota Tomohon baru bisa siapkan Rp14 miliar. Jadi masih minus sekitar Rp36 miliar,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tomohon, Djoni Kereh kepada publikreport.com, belum lama ini.
BACA JUGA: Warga Kecewa RSUD Anugerah Tak Terima Pasien BPJS
Fasilitas Alkes minim dan belum terakreditasi… tapi rumah sakit ini sudah digembar-gemborkan oleh Walikota Tomohon dan jajarannya, sehingga pengoperasionalan rumah sakit ini terkesan dipaksakan, hanya demi prestise alias pencitraan saja. Sebab Kota Tomohon memiliki dua rumah sakit swasta yang letaknya berada di lokasi strategis dan cukup terkenal di Sulawesi Utara. Kedua rumah sakit swasta ini, yakni Rumah Sakit Umum (RSU) Bethesda milik Yayasan Kesehatan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) dan RSU Gunung Maria milik Yayasan Kesehatan Katolik.
BACA JUGA: Pustu/Poskesdes Terlantar, Kepala Dinas: Jarang Kunjungan Masyarakat
Mengapa pengoperasionalan RSUD Anugerah Tomohon terkesan dipaksakan dan hanya pencitraan kepala daerah saja? Salah satu staf kepegawaian rumah sakit itu kepada publikreport.com mengungkapkan rumah sakit itu memiliki 71 kamar dengan jumlah pegawai sebanyak 354 orang. Sementara, menurut Direktur RSUD Anugerah Tomohon, dr Jerry Bororing, pasien rumah sakit itu baru 8 orang, berdasarkan data Selasa 14 Mei 2019, pagi.
BACA JUGA: Pasien RSUD Anugerah Tomohon Baru 8 Orang
Artinya, banyak kamar kosong dan dengan pegawai yang berjumlah ratusan justru membebani APBD Kota Tomohon. Dapat dikatakan besar pasak dari pada tiang.
“Kalau belum siap, harusnya Pemerintah Tomohon tidak buru-buru mengoperasikan rumah sakit ini. Dengan 8 pasien seperti ini, apa yang akan dikerjakan oleh ratusan PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan tenaga honor disini,” kata Johny Poluan, warga Kelurahan Talete 1, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon, kepada publikreport.com, belum lama ini.
BACA JUGA: RSUD Anugerah Tomohon Belum Terima Pasien BPJS
Informasi yang juga didapatkan publikreport.com salah satu gedung RSUD Anugerah Tomohon pernah longsor, namun sudah diperbaiki. Dari pantauan, rumah sakit ini dibangun Pemerintah Kota Tomohon dilokasi yang berjurang cukup dalam (terutama bagian belakangnya). Dengan kontur yang berjurang tentunya pembangunan gedung, kekuatannya harus lebih dibandingkan dengan bangunan lainnya, agar longsor, tidak terjadi kembali. (editorial)
BACA JUGA: EMAS yang Tak Berkilau
BACA JUGA: Aset Terlantar, Warga Berharap Kepolisian dan Kejaksanan Lakukan Penyelidikan
DONNY TURANG