Barang bukti berupa belasan kotak berisi daging penyu sekitar 800 kg, tempurung dan bagian tubuh penyu lainnya digagalkan perdagangannya dari dua tersangka di Bima, NTB pada Sabtu, 01 September 2018. (Foto: WCU-WCS/Mongabay Indonesia)
Barang bukti berupa belasan kotak berisi daging penyu sekitar 800 kg, tempurung dan bagian tubuh penyu lainnya digagalkan perdagangannya dari dua tersangka di Bima, NTB pada Sabtu, 01 September 2018. (Foto: WCU-WCS/Mongabay Indonesia)
Ketika makin banyak penyu dibantai untuk komoditas perdagangan, ekosistem laut terganggu karena penyu termasuk rantai puncak makanan di padang lamun. Jumlahnya yang makin sedikit membuat semua jenis penyu dilindungi karena terancam punah.
MANADO, publikreport.com – Program Manager Wildlife Trade WCS, Dwi Nugroho Adhiasto mengungkapkan sejumlah daerah di Indonesia yang menjadi lokasi perburuan penyu Manado dan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Teluk Tomini, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), pesisir timur Lampung, Larantuka dan dekat perbatasan Kalimantan.
“Jumlahnya banyak, makin meningkat pelaku baru. Pernah ada ditangkap beberapa kali,” jelasnya, sebagaimana dikutib dari Mongabay Indonesia.
BACA JUGA: Woww… Sebanyak 800 Kg Perdagangan Daging Penyu Digagalkan
Pelaku perdagangan penyu dan bagian tubuhnya ini menurut Dwi, makin banyak sehingga pemerintah meningkatkan kemampuan deteksi.
“Perburuan dan penampunan penyu disinyalir dilakukan secara sistematis,” ungkapnya.
BACA JUGA: Olly Minta Lindungi Habitat Penyu
Modus perdagangan daging penyu, Dwi mengungkapkan, makin beragam termasuk menyamarkan dengan daging lain. Namun, jika bisa mengidentifikasi pasti bisa menemukan, contohnya daging penyu beda dengan kura-kura, walau sudah dilepas tempurungnya, masih ada kaki dayungnya.
Selain daging mentah, modus lain mengubah bentuknya jadi olahan seperti dikeringkan jadi kerupuk. Tak ada lagi bentuknya. Tempurung sisik diolah jadi sarana fashion seperti perhiasan gelang, cincin, bando, dan lainnya.
BACA JUGA: Seekor Penyu Belimbing Ditemukan di Pantai Minanga Minahasa. Bagaimana Nasibnya?
Hal lain yang perlu dipantau, Dwi melanjutkan, adalah wisata yang memperagakan penyu. Pemantauan pernah dilakukan pihaknya di Bali sekitar 4-5 tahun lalu di Tanjung Benoa. Pihaknya bersama kepolisian mengecek sertifikatnya, karena ada izin penangkaran untuk lembaga konservasi. Harus jelas asal usul penyu seperti tagging. Ada chip ditanam di penyu dan diregister.
“Harus rutin cek. Apakah diambil dari alam atau lahir di penangkaran,” imbuhnya. Release penyu tujuan utamanya melepasliarkan bukan memeragakan. “Perlu pembenahan sistem atau update karena pernah kejadian pembaca chip tak bisa mendeteksi,” sambungnya.
BACA JUGA: Ketika Siswa Hong Kong Belajar Penyu di Minahasa
Penyu, Dewi menjelaskan, suka di daerah padang lamun atau perairan yang bersih, makanannya banyak.
“Itu salah satu habitatnya,” ujarnya.
BACA JUGA: Duyung dan Penyu Hijau Terperangkap Jaring Nelayan. Bagaimana Akhirnya?
Ketika makin banyak penyu dibantai untuk komoditas perdagangan, ekosistem laut terganggu karena penyu termasuk rantai puncak makanan di padang lamun. Jumlahnya yang makin sedikit membuat semua jenis penyu dilindungi karena terancam punah.
BACA JUGA: Usai Konsumsi Penyu, Puluhan Warga Keracunan, Tiga Tewas
BACA JUGA: Hati-hati! Konsumsi Penyu Berbahaya, Berikut Ini Penjelasannya…
DONNY TURANG